Media Sosial semestinya dimanfaatkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan menyebarkan konten-konten positif. Namun sayangnya, beberapa pihak memanfaatkannya untuk menyebarkan berita negatif.
Biasanya jelang tahun pemilu, media sosial banyak digunakan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab menyebarkan isu, dan jika hal ini dibiarkan tentu sangat mengganggu stabilitas dan keamanan bangsa. Menyadari hal tersebut tentu kami dari redaksi kaenews.com mengajak seluruh lapisan masyarakat agar lebih cerdas menggunakan media sosial, tentu dengan cara saring sebelum sharing. Artinya pengguna media sosial harus berhati-hati ketika menerima informasi baik dari grup WhatsApp, atau media sosial lainya seperti IG, FB, dan sejenisnya. Hal ini penting karena kita harus tahu sumbernya, asal-usul berita tersebut. Jika sumber berita tersebut dari media resmi baik cetak maupun elektronik tentu akan mudah dipertanggungjawabkan, karena para pencari berita tentu sudah menggali informasi secara mendalam dari sumber yang dipercaya, namun jika sumber infomasi tidak jelas tentu kita sebagai pengguna media sosial harus menyaring dulu dan jangan terburu-buru menyebar informasi yang belum jelas sumbernya.
Tentu dalam hal ini pemerintah tidak tinggal diam juga terus berupaya untuk mengurangi penyebaran Hoax atau berita palsu dengan cara menyusun undang-undang yang di dalamnya mengatur sanksi bagi pengguna internet yang turut menyebarkan konten negatif. Lebih dari 800.000 situs yang berkonten negatif sejak tahun 2015 telah diblokir oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) termasuk yang berisi hoax. Selain itu pemerintah juga terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital guna mencegah bahaya hoax.
Kita harapkan kepada penegak hukum untuk bisa memberikan efek jera kepada pelaku penyebar berita hoax, karena secara moral saja tentu tidak cukup. Karena itu harus ada langkah kongkrit untuk menjerat pelaku hingga hukuman penjara. Masyarakat sudah sangat familiar dengan gadget dan lebih mudah menyerap informasi dibanding dengan mendengarkan penyuluhan, setiap informasi berpotensi mengandung sebagian kebenaran dan kesalahan Oleh sebab itu, penting bagi penerima berita atau informasi melakukan klarifikasi.
Dengan adanya banyaknya penyebaran berita bohong tentu tidak lepas dari rendahnya literasi bermedia sosial, mari kita jadi penerang untuk masyarakat dengan turut menangkal berita bohong atau Hoax. (penulis Kristiawanto Pemred kaenews.com)
No comments:
Post a Comment