Banjarnegara: Melonjaknya harga gula pasir di pasaran belum membuat pemerintah Kabupaten Banjarnegara lakukan operasi pasar. Kepala Bidang Perdagangan Dinperindagkop Banjarnegara, Haryanto Agus menjelaskan, operasi pasar belum perlu mengingat masih ada barang substitusi di luar gula pasir yang bisa digunakan masyarakat untuk pemanis, seperti gula jawa, gula tepung dan gula batu.
Menurut Agus, harga gula pasir naik sekitar 28%, dengan harga eceran Pemerintah 12.500 dan harga di pasaran kisaran 15.000-18.000.
Diperkirakan sekitar bulan April harga akan kembali normal. Meski masyarakat telah terbiasa dengan menggunakan pemanis di luar gula, dan tidak begitu terdampak dengan kenaikan ini namun beda halnya dengan para pengusaha roti. Rina Rofiqoh pengusaha roti asal Karangkobar mengaku sangat terdampak dengan adanya kenaikan gula pasir akhir-akhir ini, meski harga gula merangkak naik namun dirinya belum berfikir menaikkan harga roti karena takut pelanggannya akan berpindah. Ia tetap menjaga kualitas produknya meski keuntungannya juga berkurang. Diakui produknya sangat tergantung dari gula pasir sebagai pemanis, ujarnya saat dihubungi kaenews.com. Tak hanya pengusaha roti yang terdampak namun pelaku usaha lainnya juga terdampak, seperti pengusaha sirup dan manisan.
Pemerintah saat ini telah mengusahakan tambahan impor gula pasir untuk mencukupi kebutuhan nasional, jika gula impor sampai di pelabuhan bulan Maret, kemungkinan bulan April produk sudah sampai ke konsumen. (Kris, www.kaenews.com)
No comments:
Post a Comment